Pancasila Nafas yang Menjaga Kita Tetap Indonesia
Oleh Kasidin
Kabiro Banten
Aku tidak menciptakan Pancasila. Aku hanya menggali ke dalam bumi kami sendiri, dan kutemukan lima butir mutiara yang indah.

Ir. Soekarno
Hari itu, lebih dari 80 tahun silam, di sebuah ruang sidang kecil di Jakarta, lahirlah sebuah jalan hidup bangsa. Ia bukan hasil titipan kekuasaan asing, bukan pula buah paksaan ideologi global. Ia lahir dari rahim sejarah, dari denyut nadi rakyat yang majemuk, dari peluh petani hingga doa pemuka agama. Namanya: Pancasila.
Meski tanggal 1 Juni 2025 telah lewat sehari, semangatnya tetap hidup hari ini, dan esok, selama Indonesia bernama.
Dalam sebuah percakapan legendaris, Presiden Soekarno pernah bertanya kepada Presiden Yugoslavia, Josef Broz Tito:
“Tuan Tito, jika engkau wafat nanti, bagaimana nasib bangsamu?”
Tito menjawab dengan penuh keyakinan:
“Aku punya tentara-tentara yang gagah dan berani.”
Seketika Bung Karno balik menjawab:
“Aku tidak khawatir, karena aku telah mewariskan kepada bangsaku sebuah way of life, yaitu Pancasila.
Kenyataannya, sejarah mencatat bahwa Yugoslavia, negara yang dulunya tampak kokoh, kini terpecah menjadi tujuh negara. Sementara Indonesia—dengan ribuan pulau, ratusan suku, berbagai bahasa daerah, dan beragam kepercayaan, masih tetap berdiri tegak.
Bukan tanpa masalah, tapi selalu menemukan cara untuk bersatu kembali. Pancasila adalah sebabnya.
Pancasila bukan sekadar dasar negara. Ia adalah tali pengikat perbedaan. Ia adalah jembatan antar keyakinan, antar adat, antar generasi. Ia adalah jiwa bangsa, napas kolektif kita sebagai rakyat Indonesia.
Kalau kamu kehilangan uang, kamu bisa mencarinya lagi esok.
Tapi kalau kamu kehilangan negerimu, kamu tak bisa mencarinya lagi.
Kehilangan negerimu, tanah airmu, sama dengan kehilangan dirimu sendiri.
Karena di sanalah sejarahmu, darahmu, napasmu berada.
Maka, meski satu hari telah berlalu, mari kita tetap rayakan lahirnya Pancasila—bukan sekadar dalam bentuk seremoni atau spanduk, tapi dalam sikap hidup.
Dalam gotong royong. Dalam hormat kepada perbedaan. Dalam keberanian menjaga negeri ini dari siapa pun yang ingin mengoyaknya, dari luar maupun dalam.
Selamat Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 1945 – 1 Juni 2025.
Dari kami di tarnabakunews.com, untuk Indonesia yang tak lelah menjaga dirinya sendiri.
Editor. : Dewi Condro.
Redaksi : tarnabakunews.com.
Santai Santun Supel Simpel Sembodo Tetap dengan Sorot Mata Berita Fakta Bukan Rekayasa.
Leave a Reply