Tahun 628 M: Linggawarman Naik Tahta Tarumanegara, Dua Putri Dipersunting Penguasa Sunda dan Dapunta Hyang
Oleh :Mbah Udin.
Edisi – 18 Juli 2025.
Tarumanegara, 628 M — Dalam lembar sejarah abad ke-7 yang mulai terkuak dari balik reruntuhan dan naskah kuno, nama Linggawarman mencuat sebagai sosok pemimpin bijak dari kerajaan Tarumanegara—sebuah entitas politik dan budaya yang menjadi mata rantai antara peradaban di tanah Nusantara bagian barat dengan kerajaan besar seperti Tarumanegara dan Sriwijaya.
Linggawarman naik tahta sekitar tahun 628 Masehi, menggantikan ayahandanya yang wafat dalam usia lanjut. Dalam langkah politik yang sarat makna strategis dan kultural, Linggawarman menikahkan dua putrinya kepada dua tokoh besar kala itu:

Putri sulungnya dipersunting oleh Tarusbawa, tokoh utama dari penguasa Sunda yang kelak akan memainkan peran penting dalam babak akhir Tarumanegara.
Putri bungsunya dipersunting oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa, tokoh yang dikenal sebagai pendiri awal kejayaan Sriwijaya, kerajaan maritim terbesar Asia Tenggara pada masanya.
Perkawinan ini bukan sekadar penyatuan darah biru, melainkan menjadi tali emas diplomatik yang menyatukan tiga poros kekuasaan di barat Nusantara: Tarumanegara, Sunda, dan Sriwijaya.
“Nek arep mbangun kekuatan, ojo mung ngandel gegaman. Tapi paduken paseduluran… ben ora gampang dijajah musuh.”
(Kalimat petuah kuno yang dipercaya berasal dari Linggawarman dalam prasasti hutan Bantarjati)
Tarumanegara: Jejaknya di Antara Citarum dan Batanghari

Meski masih menjadi perdebatan para arkeolog dan budayawan, banyak yang menduga bahwa pusat pemerintahan Tarumanegara berada di wilayah perbukitan antara aliran Sungai Citarum (Jawa Barat) hingga jejak pelayaran awal di pesisir timur Sumatera. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya situs megalitik dan jalur batu yang mengarah ke arah Gunung Padang, Pasir Angin, serta beberapa temuan arkeologis di kawasan Palembang Hulu
Linggawarman duduk di singgasana batu, dua putrinya berdiri di sisi kanan dan kiri, di latar belakang tampak kapal Dapunta Hyang berlayar dan Tarusbawa menunggang kuda dari arah barat.
Catatan Redaksi:
Rilisan ini merupakan bagian dari serial “Jejak Peradaban Nusantara Abad ke-7” dan telah diverifikasi oleh tim riset budaya TarnabakuNews.com melalui padanan narasi lisan dan sumber tertulis dari naskah kuno serta prasasti lokal yang belum dibakukan dalam versi arkeologi resmi.
Editor: Dewi Condro.
Redaksi: tarnabakunews.com
Media budaya lintas zaman.
Santai Santun Supel Simpel Sembodo Tetap dengan Sorot Mata Berita Fakta Bukan Rekayasa.
Leave a Reply