Tahun 696 M, Abad ke-7 : Ratu Shima Membagi Kalingga Menjadi Dua Wilayah Pemerintahan
Kalingga Utara (Mataram) dan Kalingga Selatan (Sambara)
Oleh: Mbah Udin
Edisi 7 Agustus 2025.

Di bawah langit yang sama, kami jaga dua cahaya: Utara dan Selatan, tapi satu kehendak: keadilan dan kebajikan.”
– Ratu Shima, Tahun 696 Masehi.
Kalingga, 696 Masehi —
Tujuh belas tahun setelah naik tahta pada tahun 674 M, Ratu Shima mengambil langkah besar dalam pemerintahan Kerajaan Kalingga. Dalam satu keputusan agung, ia membagi kerajaan menjadi dua wilayah administratif besar:
Kalingga Utara, yang kelak berkembang menjadi cikal bakal Kerajaan Mataram,
dan
Kalingga Selatan, dikenal sebagai Sambara, berpusat di wilayah pesisir selatan Jawa Tengah.
Pembagian ini bukan bentuk perpecahan, melainkan strategi pemerintahan untuk memperkuat koordinasi, menjaga stabilitas, dan mempermudah penyebaran hukum dan pendidikan di wilayah-wilayah yang semakin luas.

Latar Belakang
Kerajaan Kalingga mengalami kemajuan pesat dalam bidang hukum, perdagangan maritim, dan pendidikan aksara. Namun, tantangan geografis dan pertumbuhan populasi membuat pusat pemerintahan kewalahan.
Ratu Shima, dikenal sebagai pemimpin tegas dan bijaksana, mengangkat dua tokoh kepercayaan untuk memimpin masing-masing wilayah:

Kalingga Utara dipimpin oleh Pangeran Sanjaya, yang masih kerabat istana.
Kalingga Selatan (Sambara) diawasi langsung oleh dewan adat dan perwakilan perempuan kerajaan, mencerminkan kearifan lokal dan struktur matriarkal.
Dampak Kebijakan
Terjadi revitalisasi pusat-pusat pemukiman di lembah-lembah pegunungan dan sepanjang pesisir selatan.
Muncul cikal bakal Mataram Hindu di utara, dan komunitas multikultural pesisir di selatan.
Ajaran Dharma dan kebijakan kejujuran ala Ratu Shima disebarkan lebih luas.
Editor Dewi Condro.
Redaksi tarnabunews.com.
Santai Santun Supel Simpel Sembodo Tetap dengan Sorot Mata Berita Fakta Bukan Rekayasa.
Leave a Reply