Kirab Trunajaya Hadirkan Dua Kereta Pusaka Keraton Yogyakarta Setelah 13 Tahun*
Yogyakarta, tarnabakunews.com, 23 Oktober 2025
Kirab Trunajaya kembali digelar dengan penuh kemegahan pada Rabu sore (22/10/2025) di Kota Yogyakarta, memperingati ulang tahun Sri Sultan Hamengku Buwono X menurut penanggalan Jawa (Tingalan Dalem Taun). Acara ini diselenggarakan oleh Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Nitya Budaya Keraton Yogyakarta dengan dukungan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Suasana di Jalan Malioboro hingga Pagelaran Kraton Yogyakarta dipenuhi ribuan warga dan wisatawan yang antusias menyaksikan prosesi budaya yang menggabungkan sejarah, seni tradisional, dan kehormatan budaya Jawa. Kirab dimulai dari halaman Gedung DPRD DIY dan berakhir di Pagelaran Keraton.

Yang paling mencuri perhatian adalah hadirnya dua kereta pusaka bersejarah dari Keraton Yogyakarta yang selama ini disimpan di Museum Wahanarata dan baru kali ini kembali menapak jalan setelah lebih dari satu dekade. Kereta tersebut adalah Kyai Landower Surabaya dan Kereta Premili (Permili), yang masing-masing berusia lebih dari satu abad.
Dalam prosesi ini, sebanyak 60 ekor kuda turut serta, dengan delapan ekor khusus menarik dua kereta pusaka tersebut. Kereta Landower dinaiki oleh dua orang yang salah satunya memerankan tokoh Bupati Tumenggung, sementara Kereta Permili dinaiki oleh enam orang pamucal (pelatih tari Beksan Trunajaya). Sebanyak 72 orang menjadi peraga dalam pementasan tari klasik Trunajaya yang menggambarkan semangat kesatria, heroisme, dan kesetiaan kepada kebenaran.
Kirab Trunajaya bukan sekadar acara budaya biasa, tetapi merupakan wujud nyata komitmen Keraton Yogyakarta dalam melestarikan budaya adiluhung Jawa, sekaligus penghormatan terhadap Sultan sebagai pemimpin spiritual dan budaya. Tradisi ini menjadi pengikat masa lalu dan masa depan budaya Yogyakarta.
Masyarakat yang menonton dari trotoar Malioboro hingga Titik Nol Kilometer terlihat penuh haru dan bangga, menyaksikan kemegahan kereta pusaka yang berjalan kembali di tengah mereka, menjadi denyut nadi hidupnya kebudayaan Jawa.
Reporter : Mr.Chud.
Editor: Dewi Condro.
Redaksi : tarnabakunews.com.
Santai Santun Supel Simpel Sembodo Tetap Dengan Sorot Mata Berita Fakta Bukan Rekayasa.
Leave a Reply