Bu Nyai Tin, Ibu Dari Ribuan Sarjana Undar : Kasih Keikhlasan dan Warisan Nilai Pesantren

‎Bunyai Tin, Ibu dari Ribuan Sarjana Undar: Kasih, Keikhlasan, dan Warisan Nilai Pesantren

‎JOMBANG, tarnabakunews.com , 13 Oktober 2025,— Siapa yang tak mengenal Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang? Kampus legendaris yang berdiri sejak 1965 ini telah lama dikenal dengan semboyannya yang sarat makna: “Berotak London, Berhati Masjidilkarom.”
‎Semboyan tersebut menjadi simbol keseimbangan antara kedalaman spiritual pesantren dan keluasan wawasan intelektual modern yang menjadi ruh Undar hingga kini.

‎Selama enam dekade perjalanannya, Undar telah melahirkan ribuan sarjana yang berkiprah di berbagai bidang — dari birokrasi, pendidikan, hingga dakwah dan kewirausahaan. Di balik kemajuan itu, terselip sosok perempuan tangguh dan penuh kasih yang menjadi penopang lahirnya generasi cendekia: Hj. Jumi’atin Mustain Romly, atau yang dengan penuh takzim dikenal sebagai Bunyai Tin.



‎Sebagai istri almarhum KH. Mustain Romly, pendiri Undar sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso, Bunyai Tin bukan hanya sekadar pendamping perjuangan sang suami. Beliau adalah ibu ruhani bagi ribuan mahasiswa dan santri yang menimba ilmu di Undar. Keikhlasan, kasih sayang, dan kebijaksanaannya telah meninggalkan jejak mendalam di hati para alumni.

‎Wisuda 2025: Haru, Doa, dan Kenangan
‎Suasana haru menyelimuti Wisuda Universitas Darul Ulum Tahun 2025 yang digelar pada Sabtu, 12 Oktober 2025. Di sela prosesi yang khidmat, kenangan tentang sosok Bunyai Tin kembali hadir dalam ingatan para alumni.
‎Beberapa di antara mereka tampak duduk di teras kampus, berbincang sambil menyeruput kopi hitam khas warung undar, mengenang masa-masa perjuangan mereka dahulu.

‎“Kalau tanpa Bunyai, mungkin saya tidak bisa ikut wisuda,” tutur Zaenul, alumnus Fakultas Hukum Undar, dengan senyum haru.
‎“Waktu itu uang saya habis untuk kegiatan organisasi, tapi beliau memberi keringanan dengan penuh kasih, agar saya tetap bisa diwisuda.”

‎Kisah Zaenul bukan satu-satunya. Tak terhitung mahasiswa yang di masa sulitnya mendapat jalan keluar berkat kebijaksanaan Bunyai Tin. Beliau dikenal sabar menerima tamu, menampung keluh kesah mahasiswa yang datang ke kediaman beliau di lingkungan Pondok Darul Ulum — dengan tutur lembut dan perhatian seorang ibu.



‎“Bunyai memandang mahasiswa seperti anak kandung. Sudah berjuang bertahun-tahun menuntut ilmu, masa hanya karena urusan administrasi mereka gagal wisuda?” kenang seorang alumni lainnya.

‎Pendidikan yang Menyentuh Nurani
‎Bagi para wisudawan, kebijakan lembut Bunyai Tin bukan sekadar soal administratif. Itu adalah bentuk kasih sejati seorang ibu — yang memahami betapa besar perjuangan menuntut ilmu di tengah keterbatasan.

‎“Bunyai seperti malaikat bagi kami,” ucap seorang alumni perempuan dengan mata berkaca-kaca.
‎“Saat kami hampir putus asa karena belum bisa melunasi biaya akhir, beliau memanggil kami satu per satu, menenangkan hati, dan memberikan jalan keluar.”

‎Sikap seperti itu mencerminkan nilai luhur pendidikan pesantren yang menjadi napas Undar sejak awal berdiri — bahwa pendidikan sejati bukan hanya perkara ilmu pengetahuan, tetapi juga pembentukan nurani, empati, dan keikhlasan.

‎Warisan Abadi yang Tak Lekang oleh Waktu
‎Kini, Bunyai Tin telah berpulang ke rahmatullah. Namun setiap kali momen wisuda tiba, seolah kehadirannya masih menyertai. Para dosen dan alumni merasakan getaran yang sama: seakan Bunyai hadir, tersenyum di antara toga-toga yang dikalungkan, menyaksikan anak-anaknya meraih cita-cita.

‎“Warisan Bunyai bukan hanya dalam bentuk bangunan atau kebijakan kampus, melainkan nilai-nilai luhur yang membuat Undar menjadi rumah ilmu yang berjiwa pesantren,” ujar Dr. H. Amir Maliki Abitolkha, M.Ag., Rektor Universitas Darul Ulum Jombang.

‎Beliau menambahkan, “Bunyai adalah simbol ketulusan dan kasih. Kami bertekad menjaga warisan itu, menjadikannya panduan dalam setiap langkah akademik dan sosial.”

‎Hal senada disampaikan Ketua Yayasan Universitas Darul Ulum, Muhammad Rizqi Mubarak, SP., ME., atau yang akrab disapa Gus Aris.
‎“Bunyai Tin adalah teladan abadi. Dari beliau kita belajar bahwa ilmu harus disertai cinta dan pengabdian. Nilai-nilai beliau akan terus hidup dalam jiwa mahasiswa dan alumni Undar,” ungkapnya dengan nada haru.

‎Menjaga Cahaya Warisan
‎Kini, di bawah kepemimpinan Rektor Dr. H. Amir Maliki Abitolkha, M.Ag. (periode 2024–2028) dan bimbingan Gus Aris selaku Ketua Yayasan, Universitas Darul Ulum terus meneguhkan diri sebagai kampus pesantren yang humanis, berintegritas, dan berdaya saing global.

‎Semangat dan teladan Bunyai Tin terus menjadi cahaya yang menerangi Undar — menuntun setiap langkah civitas akademika untuk mencetak generasi yang berilmu, berakhlak, dan berjiwa ikhlas.

‎Kabiro Jombang :Mif
‎Editor: Dewi Condro
‎Redaksi: tarnabakunews.com.
‎Santai, Santun, Supel, Simpel, Sembodo – Tetap dengan Sorot Mata, Berita

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *