Jombang – tarnabakunews.com : Kasus penipuan investasi bodong kembali menjadi sorotan setelah salah satu korban Smart Wallet 2024 angkat bicara mengenai dampak jangka panjang yang masih ia rasakan hingga kini. Korban, yang meminta namanya dirahasiakan, mengaku terjerumus dalam skema investasi ini setelah bergabung dengan grup Jombang Timur yang menawarkan keuntungan besar dalam waktu singkat, minggu 30/3/2025.
Baca Juga | Dukungan terhadap RUU TNI Menguat di Jawa Timur, Dari Mojokerto hingga Blitar
Menurut penuturannya, awalnya Smart Wallet menawarkan sistem investasi berbasis aplikasi dengan janji keuntungan hingga 2 % per hari. Para anggota diajak untuk menyetorkan sejumlah dana dengan iming-iming bonus tambahan jika berhasil merekrut orang lain.
“Awalnya terlihat meyakinkan karena banyak testimoni dari anggota lain yang mengaku mendapat keuntungan. Saya juga sempat menerima beberapa kali pencairan dana, tetapi setelah semakin banyak orang bergabung, tiba-tiba sistem tidak bisa diakses dan admin grup menghilang,” ungkapnya.
Baca Juga | Rampok Brutal di Jombang, Korban Luka Usai Diserang Parang
Korban yang telah menyetorkan puluhan juta rupiah kini masih merasakan dampaknya, baik secara ekonomi maupun psikologis. Ia mengaku sulit mempercayai skema investasi apa pun setelah kejadian ini.

Gerakan Terorganisir dan Modus Baru
Penipuan investasi seperti Smart Wallet bukanlah kasus pertama, namun pola yang digunakan semakin berkembang dan semakin terorganisir. Modus yang digunakan sering kali melibatkan endorsement dari tokoh-tokoh lokal atau figur yang dipercaya di komunitas tertentu untuk menarik lebih banyak korban.
Baca Juga | GPI dan HIKAPAD Dukung Revisi UU TNI & Perampasan Aset Koruptor
Selain itu, strategi mereka juga berubah-ubah. Jika dulu banyak menggunakan skema multi-level marketing (MLM) atau arisan online, kini banyak yang mengklaim berbasis teknologi keuangan (fintech) untuk memberikan kesan legal dan modern.
“Saya harap pemerintah lebih serius dalam menangani kasus-kasus seperti ini karena para pelaku selalu menemukan cara baru untuk menipu masyarakat. Jika tidak segera diantisipasi, kejahatan ini akan terus terulang dengan pola berbeda,” tambah korban.
Baca Juga | Bupati Jombang Sumbangkan Seluruh Gajinya ke Baznas untuk Pemberdayaan Masyarakat
Imbauan untuk Masyarakat dan Peran Pemerintah
Kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat agar lebih berhati-hati dalam memilih investasi. Berikut beberapa tips untuk menghindari investasi bodong:
1. Cek Legalitasnya – Pastikan perusahaan investasi terdaftar di OJK atau Bappebti.
2. Waspadai Iming-iming Keuntungan Besar – Jika terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, kemungkinan besar itu adalah penipuan.
3. Hindari Skema Ponzi – Jika keuntungan didapat dari merekrut anggota baru, bukan dari bisnis yang jelas, maka itu berbahaya.
4. Gunakan Akal Sehat dan Jangan Terburu-buru – Jangan tergiur testimoni tanpa bukti yang jelas.
Diharapkan pemerintah dapat lebih aktif dalam mengawasi dan menindak pelaku investasi ilegal, serta memberikan edukasi yang lebih luas kepada masyarakat agar tidak mudah terjebak dalam skema serupa di masa depan.
(Redaksi/Tarnabakunews)
Leave a Reply