Solidaritas Partai Gerindra Jombang Dipertanyakan, Dua Tokoh Kader Suarakan Evaluasi Internal.

Soliditas Partai Gerindra Jombang Dipertanyakan, Dua Tokoh Kader Suarakan Evaluasi Internal

JOMBANG,tarnabakunews.com – Kepemimpinan DPC Partai Gerindra Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menjadi sorotan usai dua tokoh internal partai menyuarakan pentingnya konsolidasi dan keterbukaan dalam tubuh partai. Kritik ini muncul di tengah harapan besar agar Gerindra, sebagai partai pemenang Pemilu 2024, mampu menjaga momentum dan soliditas di tingkat daerah.

H. Abdul Wahab, Wakil Ketua DPC Gerindra Jombang sekaligus mantan caleg Dapil I Jombang Kota, secara terbuka menyampaikan kekecewaannya atas mandeknya komunikasi dan pertemuan rutin pasca-Pileg dan Pilpres 2024. Menurutnya, situasi ini berpotensi menimbulkan pengkotak-kotakan internal yang dapat menggerus kekuatan partai.

“Sejak Pileg dan Pilpres selesai, tidak ada lagi pertemuan rutin yang melibatkan pengurus, kader, dan simpatisan. Jangan sampai yang memberi masukan justru dianggap lawan politik. Ini keliru,” ujar Gus Wahab dalam perbincangan santai bersama awak media di sebuah warung kuliner kawasan Tambakberas, Rabu (6/8/2025).

Ia menyoroti sikap sebagian elite partai yang menurutnya mulai menjauh dari para loyalis yang selama ini telah berjuang keras mengantarkan Gerindra meraih 8 kursi DPRD Jombang. Gus Wahab pun mengajak seluruh elemen partai untuk kembali membuka ruang evaluasi dan dialog yang sehat.

“Mari kita jaga silaturahmi. Kritik itu bukan permusuhan, melainkan bentuk cinta terhadap partai. Jangan sampai perbedaan pandangan malah jadi alasan menjauhkan kader-kader loyal,” tegasnya.

Isu lain yang turut disinggung Gus Wahab adalah soal kompensasi suara caleg gagal. Meski dirinya telah menerima sesuai komitmen, ia menyesalkan tidak semua rekan caleg mendapatkan perlakuan yang adil dalam program pokok-pokok pikiran (pokir) anggota dewan Fraksi Gerindra.

Kritik senada datang dari Dr. H. Sholikhin Ruslie, SH, MH, mantan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Gerindra Jombang, yang dinilai berjasa mendongkrak perolehan kursi legislatif. Ruslie menegaskan pentingnya menjaga dinamika internal partai melalui konsolidasi yang aktif dan rutin.

“Partai ini besar karena peran seluruh kader dari tingkat cabang hingga ranting. Jika komunikasi macet dan kritik dimusuhi, maka stagnasi tak bisa dihindari,” ujar dosen hukum Untag Surabaya ini.

Ruslie juga menyoroti minimnya pemberitaan media terkait kinerja anggota Fraksi Gerindra di DPRD Jombang. Ia mendorong agar para legislator aktif menyuarakan aspirasi masyarakat, mengikuti rapat-rapat strategis di DPRD, serta membangun sinergi dengan media massa sebagai jembatan komunikasi publik.

“Anggota dewan harus rajin turun ke masyarakat, dengarkan keluhan warga, perjuangkan dalam rapat-rapat dewan, dan pastikan publik mengetahuinya lewat media. Ini bagian dari akuntabilitas,” tuturnya.

Hingga berita ini ditulis, Ketua DPC Gerindra Jombang Hj. Octa Della Bilytha Permata Sari belum memberikan tanggapan atas kritik dua kader senior tersebut. Upaya konfirmasi melalui sambungan telepon maupun pesan WhatsApp hanya terbaca tanpa respon. Sekretaris DPC Gerindra, Zakky Mubarok, juga belum memberikan keterangan resmi.

Pengamat politik lokal menilai dinamika ini sebagai cermin dari pertarungan gagasan di internal partai pasca kemenangan nasional Gerindra. Bila dikelola dengan dewasa, kritik semacam ini justru dapat memperkuat Gerindra Jombang sebagai partai modern yang terbuka terhadap aspirasi kader dan publik.

Kabiro jombang: Mif
Editor : Dewi Condro.
Redaksi : tarnabakunews.com.
Santai Santun Supel Simpel Sembodo Tetap dengan Sorot Mata Berita Fakta Bukan Rekayasa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *