Spesial Hari Santri, BEM PTNU DIY Gelar Talkshow : “Merawat Citra Menguak Realita” Membangun Dialog Terbuka antara Pesantren dan Media

Yogyakarta – tarnabakunews.com
Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2025, Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama Daerah Istimewa Yogyakarta (BEM PTNU DIY) menggelar talkshow bertajuk “Merawat Citra Menguak Realita : Membangun Dialog Terbuka antara Pesantren dan Media” pada Senin, (27/10/2025). Kegiatan tersebut berlangsung di Auditorium IIQ An-Nur, Ngrukem, Bantul.

Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi antara BEM PTNU, PWNU DIY, RMI PWNU DIY, KPID DIY, dan DEMA IIQ An-Nur sebagai ruang dialog reflektif menyusul viralnya tayangan salah satu program di Trans 7 yang dinilai telah mencoreng citra pesantren dan merendahkan martabat kiai beberapa waktu lalu. BEM PTNU DIY menilai bahwa momentum Hari Santri harus menjadi ajang untuk menegaskan kembali peran pesantren sebagai benteng moral bangsa sekaligus mengingatkan publik supaya tidak terjebak dalam framing media.

Tegar Pradana, Selaku Koordinator Wilayah BEM PTNU DIY menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk komitmen mahasiswa PTNU dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. “Ini merupakan bentuk komitmen BEM PTNU DIY dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta menghindari segala bentuk propaganda dan adu domba,” ujarnya.

Acara tersebut dibuka dengan sesi keynote speech dari Rektor IIQ An-Nur, PWNU DIY, dan Polda DIY. Rektor IIQ An-Nur, Ahmad Sihabul Millah, menyampaikan bahwa kebenaran tidak bisa dinilai hanya dari tampilan luar. “Sesuatu yang tampak belum tentu benar. Dalam metodologi keilmuan, tafsir selalu harus berpijak pada pengalaman dan konteks orang yang berada langsung di lapangan,” jelasnya.

Kemudian Perwakilan Polda DIY, Dir. Intelkam Wachyu Tri Budi S, menekankan pentingnya etika informasi. “Santri dan mahasiswa harus mampu memverifikasi, mengklarifikasi, serta menyebarkan kebenaran dengan cara yang santun dan beretika,” pesannya.

Sementara itu, perwakilan PWNU DIY, Muhammad Irfan Halimi (Gus Irfan) menyoroti pola serangan terhadap pesantren dan NU yang belakangan semakin sistematis. “Narasi yang menyerang NU, pesantren, dan kiai sengaja dibangun agar publik menganggap NU tidak bermanfaat bagi bangsa. Ini bukan sekadar kesalahan persepsi, tapi upaya ideologis untuk meruntuhkan kepercayaan masyarakat terhadap benteng moral bangsa sehingga kedepannya mudah menghancurkan Indonesia dari dalam,” tegasnya.

Dalam sesi diskusi yang dipandu oleh M. Imam Jasarodin L (Dir. Kajian Strategis BEM PTNU DIY), tiga narasumber utama turut memperdalam informasi dan fakta lapangan mengenai pesantren dan media.

Muhammad Nilzam Yahya, Ketua RMI PWNU DIY sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak, menekankan pentingnya nilai kepercayaan dan kebermanfaatan sosial. “Kita sebagai santri harus punya trust, amanah, serta menjadi pribadi yang anfa’uhum linnas (Bermanfaat bagi orang lain) sehingga segala sesuatu yang muncul pasti akan dibantu,” ujarnya.

Kemudian Ketua Komisioner KPID DIY, Hazwan Iskandar Jaya, menyampaikan pesan optimisme di tengah dinamika antara pondok pesantren dan media saat ini.
“Selama matahari masih bersinar, harapan itu tidak akan pernah pudar,” ungkapnya singkat namun penuh makna.

Sementara Gugun El Guyanie, akademisi dan Kaprodi Hukum Tata Negara UIN Sunan Kalijaga, mengutip pandangan Gus Dur tentang kompatibilitas pesantren dengan konsep kebangsaan. “Pesantren itu merupakan pilar demokrasi. Pesantren tidak pernah merubah letak posisinya sejak sebelum Republik berdiri sampai berganti-ganti rezim dan selalu menjadi bagian penting dari nation state NKRI” tuturnya.

Talkshow Hari Santri ini menjadi momentum penting untuk mengembalikan arah narasi publik tentang pesantren bahwa pesantren tidak seperti yang di beritakan dan tidak bisa di generalisasikan, karena pesantren memiliki peran strategis dalam menjaga nilai kemanusiaan dan kebangsaan.

Tidak lupa dalam sambutannya, Tegar Pradana mengajak kepada seluruh mahasiswa dan santri agar tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang memecah belah. “Saya mengajak kawan kawan mahasiswa, santri, serta sahabat – sahabat semuanya, untuk jeli membaca pola-pola yang sedang dimainkan. Jangan biarkan ada pihak yang berupaya meruntuhkan kehormatan para kiai dengan segala bentuk propaganda.” Pungkasnya

Kabiro Jombang: Mif
Editor : Dewi Condro.
Redaksi : tarnabakunews.com.
Santai Santun Supel Simpel Sembodo Tetap dengan Sorot Mata Berita Fakta Bukan Rekayasa

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *