Amelina Najad : Santri Sekaligus Mahasiswi Yang Berdiri Di Antara Dua Dunia

Amelina Najat : Santri Sekaligus Mahasiswi yang Berdiri di Antara Dua Dunia

Di tengah riuhnya dunia perkuliahan dan padatnya aktivitas kehidupan pesantren, sosok Amelina Najat muncul sebagai inspirasi yang menyejukkan. Santri sekaligus mahasiswi Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum (Unipdu) asal Sidoarjo ini tak hanya tekun menimba ilmu, tapi juga tangguh menapaki jalan mandiri membangun masa depannya sendiri.

Amelina, yang akrab disapa Amel, tinggal di asrama Hurun Inn Pondok Pesantren Darul Ulum, Jombang. Dalam balutan kesederhanaan, ia memikul tanggung jawab ganda: sebagai penuntut ilmu di dua dunia—akademik dan pesantren—serta sebagai pelaku usaha kecil yang menjajakan hijab secara online.

Saat ditemui tim tarnabakunews.com pada Senin (26/05/2025), Amel mengisahkan awal mula langkah usahanya.

Saya dari sekolah sudah terbiasa jualan, Pak. Kalau dibilang hobi, ya hobi. Tapi kalau dibilang kebutuhan, ya memang itu juga. Saya anak rantau, pengeluaran banyak, jadi harus cerdas kelola waktu dan peluang, tuturnya dengan senyum yang bersahaja, namun penuh keteguhan.

Di balik kelembutan wajah dan hijab yang menutup auratnya, tersimpan kekuatan tekad yang luar biasa. Ketika banyak teman sebayanya mengisi waktu luang dengan hiburan atau rehat, Amel memilih memanfaatkan waktu untuk berjualan. Ia memasarkan produknya lewat WhatsApp dan Instagram, memantau stok, merespons pelanggan, hingga membungkus paket dengan rapi dan penuh cinta.

Usaha yang dijalani Amel bukan sekadar mencari penghasilan tambahan. Bagi dirinya, ini adalah ladang amal, wujud kemandirian, dan ruang untuk mengekspresikan potensi diri.

Amelina adalah potret perempuan muda yang tak hanya cantik secara fisik, tapi juga kuat secara mental. Ia tahu bahwa hidup bukan tempat untuk berkeluh kesah, melainkan ajang untuk tumbuh dan berjuang. Di sela doa-doa panjang dalam sunyi pondok, ia menyulam impian besar: tentang pendidikan, tentang kebebasan finansial, dan tentang masa depan yang lebih cerah.

Bagi banyak orang, Amel adalah simbol bahwa perempuan bisa menjadi tangguh tanpa kehilangan kelembutannya. Bisa aktif dan produktif tanpa harus melepaskan prinsip dan identitasnya. Bisa berdikari tanpa mengorbankan harga diri. Dan bisa bercita-cita setinggi langit tanpa harus lepas dari akar sebagai seorang santri.

Semoga kisah Amelina Najat menjadi pengingat bagi kita semua bahwa kerja keras, ketulusan, dan keberanian untuk tampil apa adanya adalah bentuk keindahan yang tak lekang oleh waktu.

Humas :Hasan Choiruddin Asrori.
Editor : Dewi Condro.
Redaksi: tarnabakunews.com

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *