Bekasi dalam catatan naratif sejarah fiksi
Pada tahun 358 Masehi, sebuah peristiwa besar terjadi di tepian sungai yang kini dikenal sebagai Sungai Bekasi. Seorang bangsawan agung dari dinasti Shalankayana, India Selatan, bernama Jayasinghawarman, menapakkan kaki di bumi Nusantara untuk kali pertama. Dalam pelariannya dari invasi Kekaisaran Gupta, ia membawa warisan spiritual dan budaya yang kemudian menyatu dengan kearifan lokal.
Jayasinghawarman tidak datang sebagai penakluk, melainkan sebagai pelindung budaya. Dengan restu dari para tetua lokal dan dukungan para pendeta Siwa-Buddha yang telah lebih dahulu membina peradaban di tanah Sundaland, ia mendirikan pusat pemerintahan baru yang kelak dikenal sebagai Tarumanegara — negeri yang kelak menjadi cikal bakal kekuatan besar di Jawa Barat.
Bekasi: Bumi Pertemuan Peradaban
Wilayah Bekasi, kala itu dikenal sebagai Bhagasasi atau Chandrabaga, adalah kawasan subur dengan jalur air strategis. Tempat ini telah dihuni oleh komunitas pertanian, pelaut, dan pembuat perahu dari Kebudayaan Buni. Ketika Jayasinghawarman tiba, ia tidak menghapus jejak lama, tetapi justru membangunnya sebagai fondasi Tarumanegara.
Warisan Shalankayana yang Menyatu dengan Buni
Kerajaan Tarumanegara yang ia dirikan, menggabungkan unsur-unsur India Selatan (Dravida) dengan warisan lokal. Prasasti dan artefak awal dari masa ini memperlihatkan aksara Pallawa, ikonografi Siwa, serta teknik pertanian dan irigasi yang maju. Kehidupan masyarakat mulai tertata dalam sistem kerajaan, dengan Bekasi sebagai titik awal pengaruh politik dan spiritual Tarumanegara.
Meskipun banyak sumber akademis masih memperdebatkan lokasi pasti ibu kota Tarumanegara, versi narasi ini mengajak pembaca menelusuri kemungkinan besar bahwa Tarumanegara berakar di Bekasi, bukan hanya di tataran mitos, tapi juga dalam lanskap sejarah dan budaya.
Cerita ini adalah bagian dari serial “Jejak Fiksi-Realistik Peradaban Nusantara” oleh TarnabakuNews, menggabungkan sumber sejarah, mitologi lokal, dan pendekatan naratif untuk membangkitkan kembali minat generasi muda terhadap sejarah kuno Nusantara.
tarnabakunews.com | Suara Fakta, Sorot Budaya
Sampaikan kabar dari zaman, bukan hanya dari zaman sekarang, tapi juga dari zaman yang pernah terlupakan.
Editor : Dewi Condro.
Redaksi : tarnabakunews.com.
Santai Santun Supel Simpel Sembodo Tetap dengan Sorot Mata Berita Fakta Bukan Rekayasa.
Leave a Reply