KH. Wazir Ali, Ulama Fikih dan Dosen yang Mendedikasikan Hidup untuk Pendidikan, Umat, dan Pesantren
Jombang, tarnabakunews.com – Dunia pesantren dan pendidikan Islam di Indonesia kembali berduka. Salah satu ulama dan pendidik yang dikenal luas karena pengabdiannya, KH. Ahmad Wazir Ali, berpulang ke rahmatullah pada Rabu (9/7/2025) pukul 11.20 WIB di RS Moewardi Solo pada usia 64 tahun.
Tokoh yang akrab disapa Ayah Wazir ini meninggalkan jejak panjang sebagai ahli fikih, dosen, pengasuh pesantren, pembimbing jamaah haji, dan aktivis Nahdlatul Ulama (NU).

KH. Wazir Ali lahir di Jepara, Jawa Tengah, dari keluarga santri yang sarat dengan tradisi keilmuan Islam. Sejak kecil, beliau sudah menunjukkan ketekunan belajar agama, khususnya ilmu fikih. Pendidikan formal ditempuh di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Diniyyah di kampung halamannya sebelum kemudian melanjutkan studi ke Perguruan Islam Matholi’ul Falah, Kajen, Pati.
Di bawah bimbingan almukarrom Romo KH. MA Sahal Mahfudz, ulama besar yang juga Rais Aam PBNU dan Ketua MUI kala itu, KH. Wazir Ali semakin matang dalam ilmu dan pengabdian.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Kajen, beliau menikah dengan Nyai Hj. Halimah Ahmad, cucu dari KH. Bisri Syansuri, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama. Pernikahan ini juga menandai awal pengabdiannya di Jombang, Jawa Timur, tepatnya di Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar.
Di sini, KH. Wazir Ali mengasuh Asrama Sunan Ampel Putri sekaligus mengajar di berbagai lembaga formal dan nonformal, seperti MAKN, MAPK, MA Muallimin Muallimat, dan sebagai dosen Mata Kuliah Fikih Manhaji di Ma’had Aly Mamba’ul Ma’arif Denanyar.
Sebagai pengajar, beliau dikenal telaten, sabar, dan memiliki pemahaman mendalam tentang fikih klasik dan kontemporer. Ratusan santri dan mahasiswa telah merasakan sentuhan pendidikan beliau yang menyejukkan tetapi tegas.
KH. Wazir Ali juga aktif dalam organisasi keagamaan. Di lingkungan Nahdlatul Ulama, beliau pernah menjabat sebagai Wakil Katib Syuriah, Katib Syuriah, hingga Wakil Rais Syuriah PCNU Jombang selama beberapa periode. Beliau juga berkiprah di Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jombang, memperlihatkan komitmennya untuk membangun masyarakat secara luas melalui dakwah dan kebijakan yang santun.

Beliau pun pernah dipercaya mendampingi jamaah haji Indonesia. Sejak 2010, KH. Wazir Ali tergabung sebagai anggota Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI). Bahkan pada 2018 dan 2019 beliau menjadi Konsultan Ibadah Haji di Daker Madinah dan Daker Makkah. Kepercayaan ini menunjukkan betapa beliau tidak hanya memahami manasik haji secara teoritis, tetapi juga praktis di lapangan.
Selama hidupnya, beliau juga produktif menulis buku dan artikel, baik dalam bahasa Indonesia maupun Arab, dengan fokus pada fikih dan isu-isu keagamaan kontemporer. Salah satu karyanya yang menonjol adalah buku berbahasa Arab Amaliyyatu at-Tahlil wa Hujjiyyatuha, yang mengupas praktik tahlil lengkap dengan dalil-dalil pendukungnya.
Karena beliau menjadi contoh nyata ulama yang menguasai ilmu sekaligus mengamalkannya untuk umat. Dedikasinya dalam mengajar, membimbing jamaah haji, berkarya, dan berorganisasi membuat beliau dikenal luas, tidak hanya di pesantren, tetapi juga di tengah masyarakat.
KH. Wazir Ali menghembuskan napas terakhir pada Rabu, 9 Juli 2025, sekitar pukul 11.20 WIB di RS Moewardi, Solo. Kepergian beliau membawa duka mendalam bagi keluarga besar Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif, para santri, sahabat, dan seluruh masyarakat yang mengenal beliau.
Sejak kabar wafatnya beliau tersebar, ratusan pelayat datang silih berganti ke Denanyar, Jombang. Doa-doa dan lantunan tahlil bergema untuk melepas kepergian ulama yang telah mendedikasikan hidupnya untuk pendidikan, umat, dan pesantren.
KH. Wazir Ali adalah sosok ulama yang lahir di Jepara, menempuh pendidikan di Pati, dan mengabdikan diri di Jombang sebagai pengajar, pengasuh pesantren, dosen, pembimbing haji, penulis, dan aktivis NU. Kehidupan beliau menjadi inspirasi nyata bagi banyak orang tentang pentingnya belajar, beramal, dan bermanfaat bagi sesama.
Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Semoga amal baik KH. Wazir Ali diterima di sisi Allah SWT, diampuni segala khilafnya, dan mendapatkan tempat mulia di sisi-Nya. Aamiin.
Reporter : Zafin irfasy.
Editor : Dewi Condro.
Redaksi : tarnabakunews.com.
Santai Santun Supel Simpel Sembodo Tetap dengan Sorot Mata Berita Fakta Bukan Rekayasa.
Leave a Reply