Seminar Hasil Kajian Koleksi Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah Digelar di Tanjungpinang

Tanjungpinang, Kepulauan Riau – tarnabakunews.com
Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah menjadi pusat perhatian saat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang menggelar seminar hasil kajian koleksi selama dua hari, Pada senin hingga selasa, 27-28 Oktober 2025. Acara yang berlokasi di Jalan Merdeka No. 5 ini menghadirkan para ahli sejarah untuk mendalami peninggalan berharga museum tersebut.

Seminar ini dihadiri oleh tenaga ahli sejarah ternama seperti Ibu Dr. Anastasia Wiwik Swastiwi, Bapak Jumhari, S.S., M.Hum., dan Bapak Prio Joko Purnomo, S.S., M.Hum. Mereka berbagi pengetahuan mendalam tentang koleksi museum yang mencerminkan sejarah kesultanan Melayu Riau.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menginisiasi acara ini sebagai penyampaian hasil kajian koleksi museum, bertujuan memperkaya pemahaman masyarakat tentang warisan budaya lokal. Seminar tersebut berlangsung dari pukul 09.00 hingga 15.00 WIB selam dua hari, penuh dengan diskusi intensif.

Peserta seminar berasal dari berbagai kalangan, termasuk Lembaga Adat Melayu (LAM), sejarawan, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), kalangan akademis, serta tenaga pendidikan sejarah dan budaya di Kota Tanjungpinang. Kehadiran mereka menciptakan forum diskusi yang dinamis dan bermanfaat.

Ketua pelaksana kegiatan, Ibu Siti Umi Muslimah, S.I.P., M.M., memimpin seminar dengan profesionalisme tinggi, memastikan alur acara berjalan lancar. Ia menekankan pentingnya kajian ini untuk pelestarian identitas budaya Tanjungpinang.

Kepala Dinas Pariwisata dan Museum, Bapak Muhammad Nazri, S.Sos., membuka acara dengan sambutan hangat. Ia menyampaikan bahwa seminar ini menjadi momentum untuk menggali nilai historis koleksi museum bagi generasi muda.

Narasumber utama menyampaikan materi mengenai peninggalan sejarah di museum, mulai dari artefak kesultanan hingga dokumen kuno. Dr. Anastasia Wiwik Swastiwi, misalnya, membahas aspek antropologis yang jarang dieksplorasi sebelumnya.

Diskusi panel menjadi sorotan, di mana peserta bertukar pandangan tentang strategi pengelolaan koleksi museum di era digital. Jumhari, S.S., M.Hum., menyoroti tantangan restorasi artefak untuk menjaga keasliannya.

Seminar ini juga menyentuh isu pariwisata budaya, dengan Prio Joko Purnomo, S.S., M.Hum., memaparkan potensi museum sebagai destinasi edukasi. HPI berharap acara ini mendorong wisatawan lebih mengenal sejarah Kepri.

Dengan suksesnya seminar, Dinas Kebudayaan berjanji melanjutkan program serupa untuk memperkuat apresiasi budaya. Acara dua hari ini meninggalkan inspirasi bagi Tanjungpinang sebagai kota warisan sejarah yang hidup.

Reporter : Sutrisman hs
Editor Dewi Condro.
Redaksi : tarnabakunews.com.
Santai Santun Supel Simpel Sembodo Tetap dengan Sorot Mata Berita Fakta Bukan Rekayasa .

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *