Tahun 669 Masehi: Tarumanagara Runtuh, Lahirnya Kerajaan Sunda dan Galuh
Penulis : Mbahe Udin.
Edisi 27 juli 2025
Pada tahun 669 Masehi, sebuah babak penting dalam sejarah Nusantara terjadi: Kerajaan Tarumanagara, salah satu kerajaan tertua di Tanah Sunda, runtuh dan secara politik terpecah menjadi dua entitas baru – Kerajaan Sunda di barat dan Kerajaan Galuh di timur.

Perpecahan ini bukan sekadar konflik kekuasaan, melainkan hasil dari proses panjang transformasi politik, geografis, dan budaya yang mencerminkan dinamika zaman.

Peristiwa di Balik Runtuhnya Tarumanagara
Raja terakhir Tarumanagara yang memegang kekuasaan penuh adalah Sri Maharaja Linggawarman, yang wafat tanpa penerus laki-laki yang sah. Putrinya, Dewi Minawati, menikah dengan seorang bangsawan dari dinasti Wretikandayun – penguasa wilayah timur Tarumanagara, yang kelak mendirikan Kerajaan Galuh.
Perkawinan ini menimbulkan konflik internal, hingga kemudian Wretikandayun meminta pemisahan wilayah kekuasaan kepada kerajaan pusat Tarumanagara. Permintaan itu disetujui oleh Kerajaan Sriwijaya yang saat itu mulai memiliki pengaruh di wilayah barat Nusantara.
Akhirnya, Galuh memisahkan diri secara sah, dan Tarumanagara kehilangan legitimasi politiknya, hingga wilayah barat kemudian dikenal sebagai Kerajaan Sunda, dengan pusat pemerintahan baru di Pakuan Pajajaran.

Kemunculan Dua Kerajaan: Sunda dan Galuh
Kerajaan Sunda mengambil alih wilayah barat bekas Tarumanagara, dengan kekuasaan berpusat di Pakuan (Bogor) dan wilayah Banten. Raja pertama yang dikenal dalam catatan setelah perpecahan ini adalah Tarusbawa, menantu dari Linggawarman.
Kerajaan Galuh berkembang pesat di wilayah timur, dengan pusat di Banjar (kini bagian dari Kabupaten Ciamis). Galuh menjadi cikal bakal kekuatan spiritual dan budaya Sunda timur, yang kelak terkenal dengan warisan Carita Parahyangan dan Serat Galunggung.
Artefak dan Situs Pendukung
- Prasasti Ciaruteun (Bogor)
Merupakan peninggalan Tarumanagara yang menampilkan jejak Raja Purnawarman. Prasasti ini menguatkan eksistensi Tarumanagara sebelum pecahnya kerajaan.

- Situs Karangkamulyan (Ciamis)

Situs ini diyakini sebagai bagian dari pusat Kerajaan Galuh. Terdapat batu-batu besar dan struktur yang menunjuk pada aktivitas spiritual dan pemerintahan kuno.
- Peta Perkiraan Wilayah Sunda-Galuh Abad ke-7

Peta ini menunjukkan pembagian wilayah pasca keruntuhan Tarumanagara.
Warisan Peradaban
Meskipun Tarumanagara runtuh, warisannya tetap hidup dalam dua kerajaan penerusnya. Kerajaan Sunda menjadi mercusuar perdagangan dan pertahanan di barat, sementara Kerajaan Galuh menekankan kekuatan pada tradisi, spiritualitas, dan sastra.
Perpecahan ini bukanlah kemunduran, melainkan awal dari diversifikasi budaya Sunda, yang kelak menyatu kembali dalam bentuk Kerajaan Sunda-Galuh pada abad ke-10.
Editor: Dewi Condro
Redaksi: tarnabakunews.com.
Tetap dengan Sorot Mata, Berita Fakta, Bukan Rekayasa
Leave a Reply