
Jombang,tarnabakunews.com 24 Juni 2025 — Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Padepokan Lingpasraga Pagar Nusa memperingati Hari Lahir (Harlah) yang ke-6 sebagai momentum spiritual dan perjuangan. Usia enam tahun menjadi tonggak penting dalam merawat tradisi keilmuan dan kebatinan dalam bingkai Pagar Nusa dan Ahlussunnah wal Jama’ah An-Nahdliyah.
Padepokan yang lahir pada tahun 2020 ini merupakan bagian dari keluarga besar Pagar Nusa Nahdlatul Ulama, organisasi bela diri yang tidak hanya mengajarkan kekuatan lahiriah, tapi juga kekuatan batiniah: adab, taat, khidmah, dan kesetiaan kepada ulama.
Dalam peringatan harlah yang penuh khidmat dan kekeluargaan, hadir ratusan pendekar dan santri yang selama ini menjadi bagian dari keluarga besar Lingpasraga. Tema yang diusung, “Melangkah Maju Mengukir Prestasi”, menjadi doa dan harapan agar setiap langkah para pendekar selalu terarah dan bermanfaat untuk agama, nusa, dan bangsa.
Kang Edi Riyanto: Guru dan Pengasuh yang Menjadi Sumber Ilham Khidmah
Peringatan harlah ini tak lengkap tanpa menyebut nama Kang Edi Riyanto, guru,sekaligus penyambung sanad keilmuan dari gus mahsum lirboyo, sekaligus pengasuh utama Padepokan Lingpasraga. Beliau adalah sosok yang sejak awal dengan sabar dan istiqamah membina kader-kader muda NU melalui pendekatan lahir dan batin.
“Mabruk alfa mabruk. Selamat harlah yang ke-6 untuk padepokan kita tercinta. Semoga selalu diberi kekuatan lahir batin, semakin kompak, solid, dan istiqamah dalam menjaga marwah ulama dan membela Nahdlatul Ulama,” ujar Kang Yanto dengan penuh haru.
Tak hanya itu, beliau juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh dulur-dulur Lingpasraga atas ketulusan dalam mengabdi, kesetiaan dalam khidmah, dan semangat menjaga kekompakan.
“Saya doakan semuanya diberikan kesehatan, kelancaran dalam rezeki, dan dimudahkan dalam perjuangan di jalan Allah. Teruslah jaga adab, jaga akhlak, dan jaga nama baik organisasi. Ini bukan hanya padepokan, ini medan jihad,” sambungnya.
Padepokan Sebagai Madrasah Bela Diri dan Akhlak
Padepokan Lingpasraga bukan sekadar tempat latihan jurus dan teknik bela diri. Di dalamnya tertanam nilai-nilai luhur Pagar Nusa: menjaga ulama, menjaga NKRI, menjaga Islam Ahlussunnah wal Jama’ah, dan menebarkan rahmat bagi semesta. Di padepokan ini, para pendekar ditempa bukan hanya untuk menjadi kuat, tetapi juga untuk menjadi manusia yang beradab, rendah hati, dan siap mengayomi.
Latihan selalu diawali dengan istighotsah, tahlil, sholawat, dan pembacaan asmaul husna. Di sinilah ruh NU ditanamkan. Karena Pagar Nusa tidak lahir dari sekadar keinginan bela diri, tapi lahir dari doa-doa para kiai dan muassis Nahdlatul Ulama.
Harlah Bukan Seremonial, Tapi Evaluasi dan Tekad Perjuangan
Momentum harlah ini bukan hanya sebagai wujud syukur, tetapi juga ajang muhasabah (evaluasi) dan tajdidun niyah (pembaruan niat). Para kader diajak untuk mengingat kembali tujuan awal mengabdi di bawah panji Pagar Nusa: menjadi pembela kiai, pengawal ulama, dan penjaga perdamaian.
Dalam sambutan dan tausiyahnya, para pengurus mengingatkan pentingnya menjaga akhlak dan adab kepada guru. Sebab adab adalah ruh dari setiap ilmu dan perjuangan.
“Jangan pernah merasa paling kuat. Ilmu kita belum seujung rambut para masyayikh. Maka teruslah belajar, berkhidmat, dan menunduk di hadapan guru. Itulah kekuatan sejati pendekar NU,” ucap salah satu sesepuh.
Menatap Masa Depan: Padepokan sebagai Kawah Candradimuka Kader NU
Enam tahun perjuangan ini menjadi fondasi bagi masa depan yang lebih kuat. Padepokan Lingpasraga ke depan diharapkan menjadi pusat kaderisasi pemuda NU yang siap lahir batin. Tidak hanya mahir dalam bela diri, tapi juga cakap dalam berorganisasi, santun dalam bertutur, dan berani dalam menyuarakan kebenaran.
“Kita ingin anak-anak muda NU tumbuh jadi pendekar yang kuat tangan dan lembut hati. Yang berani di medan perjuangan, tapi tidak pernah meninggalkan musholla dan kitab kuning,” ujar Kang Yanto menutup sambutannya.
Penutup: Doa dan Harapan Dengan harlah ke-6 ini, keluarga besar Padepokan Lingpasraga bermunajat agar Allah SWT senantiasa memberi inayah-Nya. Semoga padepokan ini terus menjadi oase perjuangan di tengah zaman yang kian gersang dari adab dan keikhlasan.
Selamat Harlah ke-6 Padepokan Lingpasraga. Semoga tetap menjadi benteng ulama, penjaga NKRI, dan pengibar panji Nahdlatul Ulama. Mabruk Alfa Mabruk!
Pagar Nusa: Bela Diri, Bela Kiai, Bela Negeri.
Kabiro Jombang: Mif
Editor: Dewi Condro
Redaksi: tarnabakunews.com
Santai Santun Supel Simpel Sembodo – Tetap dengan Sorot Mata, Berita Fakta Bukan Rekayasa.
Leave a Reply